BARANG ANTIK
Puisi Deni Tri
Eko Mukti
Sudah
tak malu lagi trasparansi
Seolah-olah
menjadi budaya
Suap-menyuap
didepan publik
Yang
kenyang makin kenyang, yang lapar semakin lapar
Koruptor
bisa jalan – jalan
Yang
bertindak dianggap melawan
Kawan
dan lawan saling serang,
tidak ikut-ikutan malah jadi korban
Tuduh-menuduh
saling menghilangkan
Yang
besar dilindungi, yang kecil dihakimi
Benarkah
seperti itu?
keadilan
kalah dengan sang pengadil
Meja
hijau dianggap tempat hiasan
Palu
sidang dianggap mainan kanak-kanak
Timbangan
dianggap barang antik
Buku-buku
bergambar garuda, sengaja tak pernah dibuka, apalagi dibaca
Hanya
diletakan dalam rak gudang penuh sawang
Pidana
tidak pernah dicatat, perdata melebihi
redaksi
Suara
terbanyak yang berkuasa
Agama
dihiraukan, materi digandakan
Selalu
menunda sebelum tercium media
Suara
rakyat tak terdengar
Pejuang
diri dianggap cari sensasi, pencari sensasi
jadi sorotan,
benar disalahkan,
salah dijebloskan
Hakim
menyerah
Pedang
patimura tak lagi ditanganya
0 komentar:
Posting Komentar