GERBANG TEMPAT SAMPAH
Jiban_JW
Serdadu kembang beserakan digerbang
sekolah
Seorang ibu menitipkan anaknya kepada
guru kelas
“silahkan bapak gambarkan isi dunia,
Tidak Indonesia saja”
Ya, globalisasi ini kami masih beryanyi
Sorak-sorai ilalang diracuni seragam
berdasi
Mengapa?
Tidur, semalam oh bukan tadi pagi ia
menangis di jalan
Dengan baju lusuh
Membawa seberkas kertas yang hampir
basah
“sampaikan kepada teman sebangku dan
guru-guru kita
Ini kali pertama ku tanam pena, sehabis
melihat tanggalan dunia maya
Jatah kami yang membayar tunggakan gaji
buruh petani”
Katanya sudah gratis
“tidak! Itu hanyalah rayuan gila mereka
untuk kami,
Dengar saja berita, mereka
mengotori tembok-tembok istana,
telanjang dan tidur ditengah paripurna,
guru-guru memperkosa sarjana,
tiga hari mati disodomi tulisan basi,
sekolah-sekolah disulap lokalisasi,
babi ngepet menjelma juri puisi”
katanya murah
“tidak! Semalam ku dengar cerita ibu
Seekor kancil dilindungi petani,
semut-semut kecil dihakimi
Ubur-ubur berjemur di negeri dewata
Lumut-lumut berceceran di tembok bintang
lima
Pelajar tumbuh diracuni buah kuldi
Menanam padi di pinggiran ladang ganja
Boneka-boneka tak lagi mainan bocah TK”
Katanya Pahlawan tanpa tanda jasa
“Bukan! Kata siapa?
Tuhan
Buktinnya kartini tenggelam di Sidoarjo/jepara
Ki Hajar Dewantara mati tertusuk
Patimura
Jasad mereka tak lagi disirami
Tinggal nama, kembang menghiasi isi
negeri
Tulang belulangnya menjadi sarapan
anjing”
Siapa yang bilang?
Kemarin, oh bukan tadi ia memimpin
menyayikan Indonesia Raya dan membaca pancasila
Sekejap kawan mengheningkan cipta untuk
mereka di taman siswa
“buat apa sekolah jika membusuk bareng
sampah”
Lihat saja,
dibalik gerbang sampah-sampah berlutut
di depan tiang bendera”
0 komentar:
Posting Komentar