BERTABUR KEMBANG
Puisi Deni Tri
Eko Mukti
Hari
besar segera tiba
Manajemen
diatur Rahwana di singgasana
Boneka-boneka
sibuk dengan perintahnya masing-masing
Engkau rayu bocah TK didepan Istana
engkau berseru
angkuh merayap menyusuri belantara
“aku catat apa
maumu, ku tampung segala permintaanmu
ku
sulap surga-neraka dalam sekejap mata”
Ah,
omong kosong disiang bolong
Dasar
badut perut gendut. Jerit bocah itu
Wewenang
dipermainkan oknum pemegang saham
Ia
tak mau kalah dengan saingan
Celoteh
manismu menghipnotis para artis
Mengumbar
janji-janji hambar terdengar samar-samar
Gembar-gemborkan revolusi,
kau banyak retorika!
Yang
bicara berkuasa, yang kuasa bisa tertawa, yang ketawa tak bisa diam,
yang
diam banyak bicara
Lihat
saja
Sampah-sampah
berserakan disudut kota, di desa-desa, di jalanan, gelantungan di pohon
Dasar
kuntilanak
Datang
tak diundang pulang minta tanda tangan
Apa
maksudmu kisana?
Tanpa kata tanpa tatap mata
tanpa muka engkau berdusta
“ingat
pesta demokrasi besok tiba”
Soekarno-Hatta
menunggu purnama, ronda membawa pedang
patimura
Gencarkan
serangan fajar berharap untuk menang
Halalkan
segala cara hanya untuk satu suara
“lihat
mukaku yang lucu, pilih, pilih, pilih jangan kau salah pilih”
Semua
dianggap hal biasa, salah-benar tak
dirasa
Kau
andalkan pahlawan senjata untuk perang
Hari
besar telah tiba
Melebihi
hari-hari besar keagamaan
Sang
raja mainan boneka
Diotakmu
hanyalah kedudukan, coba kau pikir
Di
desa-desa, di kota-kota, provinsi, hingga nusantara
Merah,
hijau, kuning, biru, ungu, hitam-putih menghiasi sepanjang jalan
Pestademokrasipara pecundang berjalan penuh bintang
Menang
penuh bunga, kalah bertabur kembang
Yang kotor tersimpan, putih terbuang
0 komentar:
Posting Komentar