Jumat, 29 Mei 2015

Tagged Under:

BURUNG PIPIT DAN MERPATI

By: Unknown On: 5/29/2015 11:15:00 AM
  • Share The Gag
  • BURUNG PIPIT DAN MERPATI
                Dua ekor burung hinggap di pohon tak berdaun. Setelah seharian keliling melihat cerahnya siang tadi. Menghabiskan waktu dan bercengkrama bersama. Karena sudah sore seperti biasa burung pipit dan merpati kembali kerumahnya, pemiliknya yang sudah menunggu kepulangan mereka. Walaupun mereka harus berpisah ketika akan tidur.
                Keesokan harinya dua sahabat ini bertemu kembali, makan dan minum bersama, bermain bersama, bercerita bersama, terbang kesana kemari.
    Sesaat mereka hinggap dipohon yang rindang. Menikmati semilir angin siang itu. Cuaca yang tidak terlalu panas, sorak sorai angin membuatnya mereka tertidur sesaat. Setelah beberapa menit terbangun mereka sembari bercerita.
    “Pat !!!.” Burung pipit mengagetkan merpati. Spontan  merpati menjawabnya. “Iya ada apa pit?”. “aku mau tanya, kamu merasa bosen nggak? Jadi kita yang seperti ini …Ya.!! Jadi hewan yang tergantung dengan manusia.
    “Hmmhhh!!, iya juga sihh.” Sambut merpati.
    Kemudian burung pipit berkata lagi :
    “ Enak kali ya jadi manusia, bisa belajar di sekolah, bermain –main sesuka hati, jadi artis yang diidolakan banyak orang, dipuja-puja, jadi gubernur, jadi presiden serta jadi apa saja tergantung cita-cita dan mimpinnya.“Iya juga sihh, enak …” kata merpati.
    “Hmmh, tapi kalau manusianya pencuri, pemburu kita dan pembunuh saudara-saudara kita tanpa belas kasihan, jahat, apa kamu mau. Aku tidak mau jadi manusia. Lihat saja keadaan disekitar kita.” Sambung merpati. Merpati mempunyai keinginan tinggal di istana yang mewah, makanannya yang enak-enak. Tidak seperti disini semuanya serba pas-pasan.
    “Lalu kita kedepan mau jadi apa?, Cuma mau makan, tidur, berak, bermain, dan nurut sama majikan, serta mondar-mandir terbang kesana kemari tak ada arah dan tujuan, yang bisanya Cuma mengekor.” Burung pipit berkata lagi.
                Setelah lama bercerita merekapun kembali lagi kerumah, sambil menikmati sunset diperjalanan pulang. Tak sadar untuk pertama kalinya mereka tidur bersama, karena kecapean mereka tak sempat tidur di tempat yang telah disediakan pemiliknya.
    Tiba-tiba mereka berada diluar angkasa penuh bintang beterbangan, dikelilingi meteor, dan benda planet lainnya serta menjadi manusia bertopeng yang hampir mirip dengan Powe Rangers. “Aku pembasmi kejahatan, aku tak terkalahkan, siapa yang berani denganku, akanku habisi…”
    “Hei tunggu!!” Sosok Power Rangers perempuan datang. “Aku teman kamu…”
    Kemudian ada Aliens yang sedang beraksi, ingin menhancurkan bumi kedua Powe Rangers itu tak terima dengan perbutan Aliens itu, terjadilah pertempuran sengit. Perang dimulai ….!!!
    “Yaaattsss, Ciaaatts, treng, drung bugs!!! Yang akhirnya di menangkan oleh Powers Rangers.
    Setelah selesai perang dua Powers Rangers tadi segera mundur sambil begandengan tangan. Sambil menucap “Terima kasih kawan, sudah mau membatu”
    “Iya sama-sama” bukankah kita sesama harus saling membantu..”
    Tidak hanya bergandengan tangan, tetapi juga saling bertatap muka. Mereka segera mau pelukan, tapi ….
    “Pipit, merpati bagun!!, sudah pagi”. Teriak sang pemilik, ternyata burung pipit bermimpi. Dan segera untuk sarapan. Seperti biasa burung pipit dan merpati menghabiskan sarapan bersama, kemudian sang pipit sambil bercerita dengan merpati tentang kejadian semalam.
    “Hey pat!, semalam aku mimpi. Semalam aku bermimpi jadi seorang Powers Rangers pembasmi kejahatan bersamamu. Merpati malah tertawa renyah “ha ha ha ha ha ha. Ada-ada saja kau, macam kau bisa jadi Powers Rangers,!! Ngacau.”
    “Iya, namanya juga mimpi, apa saja bisa terjadi.Gantian dong!! kamu yang cerita.” Sambung burung pipit. Merpati malah sedih. “Mengapa sedih?” Tanya si pipit
    “Oh, sahabatku mungkin semetara ini kita akan berpisah dulu, entah sampai berapa lama. Itu yang membuatku sedih.” Jawab merpati. “Hari ini juga, aku akan pindah tempat entah dimana,” sambil meneteskan air mata. “Itu lihat tuan yang pakai topi koboy, dia yang akan menjemputku” aku akan jauh darimu kawan. Belum tau tempat yang seperti apa diseberang sana.” Lalu burung pipit bekata demikian “Wahai sahabatku, aku juga sedih, aku pasti merindukanmu”. Sambil berpegangan tangan melepas perpisahan mereka.
                Berjalannya waktu burung pipit yang masih merasakan kesepiannya sering melamun, karena tak ada lagi sahabat seperti merpati yang selalu menemaninya bermain bersama. Tak ada lagi yang menemaninya terbang keliling di daerahnya. Sementara merpati juga merasakan hal yang sama. Merpati harus menyesuaikan suasana baru di istana baru, merasakan suasana baru,  penuh hal-hal baru, semua serba baru, mulai dari majikan, tempat tidur yang empuk, makanan yang enak-enak, teman dll.
                Akan tetapi pemilik merpati yang baru, tak seperti dibayangkan sebelumya. Ternyata dia sering nyuruh-nyuruh nggak jelas, marah-marah, melemparnya begitu saja, kadang tak boleh bermain, tidak diberi makan sehingga merpati sering merasakan kesakitan dan kelelahan. Dalam hati berbisik. “Aku ingin pulang, terbang saja aku harus diatur, semuanya serba diatur. Bagaimana mau senang dan bebas.” Setiap hari hanya bisa pasrah dan mengusap air mata. Ketika malam merpati sering tidak bisa tidur. Ia sering melamun sendiri, memikirkan sahabatnya si pipit. “Sedang apa dia, bagaimana keadaanya.” Teringat masa bercerita bersama, makan bersama, diperhatikan pemiliknya, bermain bersama, keliling daerah yang ramah, melihat hijaunya gunung, birunya laut, sawah yang asri, dan jernihnya sungai. “Tidak seperti disini sudah panas, pengap ditambah lagi orangnya yang tidak ramah. Tidak seperti rumah yang dulu walaupun sederhana dan terkadang makan seadanya serta pas-pasan.” Merpati masih dongkol dalam hati. “Seandainya aku bisa kirim kabar lewat pesan singkat, untukmu wahai sahabatku. Akan kutulis pesan untukmu bahwa disini kutak nyaman, aku tidak suka, aku tidak betah, aku ingin pulang kerumah kita dulu. Bercerita, makan, bermain bersama.”
                Suatu ketika majikan pemilik hewan – hewan mahal itu memberi kebebasan ke semua peliharaannya untuk bertamasya, holiday, bersenang-senang termasuk merpati.
    “Mungkin ini saatnya aku pulang, aku sudah rindu dengang rumahku dulu, sahabatku, tak sabar bertemu dengan pipit, ingin memelukmu, bermain, dan bercanda denganmu”. Merpati bergurau dalam hati.
                Akhirnya merpati berhasil kabur dari istana orang kaya itu, tak peduli dengan kesalamatannya. Terpenting kembali kerumah yang ramah. Dan bertemu kembali dengan sahabatnya yakni si pipit, merekapun berpelukan. Merpatipun sadar bahwa ternyata lebih enak dirumah sendiri, “rumahku masih bersahabat, masih mempunyai ruang kosong untuk bernafas panjang, dari pada di istana diluar sana.”


    Pekalongan, 29 Maret 2014

    0 komentar: