BURUNG PIPIT DAN
MERPATI
Dua ekor burung hinggap di pohon tak
berdaun. Setelah seharian keliling melihat cerahnya siang tadi. Menghabiskan
waktu dan bercengkrama bersama. Karena sudah sore seperti biasa burung pipit
dan merpati kembali kerumahnya, pemiliknya yang sudah menunggu kepulangan
mereka. Walaupun mereka harus berpisah ketika akan tidur.
Keesokan harinya dua sahabat ini
bertemu kembali, makan dan minum bersama, bermain bersama, bercerita bersama,
terbang kesana kemari.
Sesaat
mereka hinggap dipohon yang rindang. Menikmati semilir angin siang itu. Cuaca
yang tidak terlalu panas, sorak sorai angin membuatnya mereka tertidur sesaat.
Setelah beberapa menit terbangun mereka sembari bercerita.
“Pat
!!!.” Burung pipit mengagetkan merpati. Spontan
merpati menjawabnya. “Iya ada apa pit?”. “aku mau tanya, kamu merasa
bosen nggak? Jadi kita yang seperti ini …Ya.!! Jadi hewan yang tergantung
dengan manusia.
“Hmmhhh!!,
iya juga sihh.” Sambut merpati.
Kemudian
burung pipit berkata lagi :
“
Enak kali ya jadi manusia, bisa belajar di sekolah, bermain –main sesuka hati, jadi
artis yang diidolakan banyak orang, dipuja-puja, jadi gubernur, jadi presiden serta
jadi apa saja tergantung cita-cita dan mimpinnya.“Iya juga sihh, enak …” kata
merpati.
“Hmmh,
tapi kalau manusianya pencuri, pemburu kita dan pembunuh saudara-saudara kita
tanpa belas kasihan, jahat, apa kamu mau. Aku tidak mau jadi manusia. Lihat
saja keadaan disekitar kita.” Sambung merpati. Merpati mempunyai keinginan
tinggal di istana yang mewah, makanannya yang enak-enak. Tidak seperti disini
semuanya serba pas-pasan.
“Lalu
kita kedepan mau jadi apa?, Cuma mau makan, tidur, berak, bermain, dan nurut
sama majikan, serta mondar-mandir terbang kesana kemari tak ada arah dan tujuan,
yang bisanya Cuma mengekor.” Burung pipit berkata lagi.
Setelah lama bercerita merekapun
kembali lagi kerumah, sambil menikmati sunset diperjalanan pulang. Tak sadar
untuk pertama kalinya mereka tidur bersama, karena kecapean mereka tak sempat
tidur di tempat yang telah disediakan pemiliknya.
Tiba-tiba
mereka berada diluar angkasa penuh bintang beterbangan, dikelilingi meteor, dan
benda planet lainnya serta menjadi manusia bertopeng yang hampir mirip dengan Powe Rangers. “Aku pembasmi kejahatan,
aku tak terkalahkan, siapa yang berani denganku, akanku habisi…”
“Hei
tunggu!!” Sosok Power Rangers perempuan
datang. “Aku teman kamu…”
Kemudian
ada Aliens yang sedang beraksi, ingin
menhancurkan bumi kedua Powe Rangers
itu tak terima dengan perbutan Aliens
itu, terjadilah pertempuran sengit. Perang dimulai ….!!!
“Yaaattsss,
Ciaaatts, treng, drung bugs!!! Yang akhirnya di menangkan oleh Powers Rangers.
Setelah
selesai perang dua Powers Rangers tadi
segera mundur sambil begandengan tangan. Sambil menucap “Terima kasih kawan,
sudah mau membatu”
“Iya
sama-sama” bukankah kita sesama harus saling membantu..”
Tidak
hanya bergandengan tangan, tetapi juga saling bertatap muka. Mereka segera mau
pelukan, tapi ….
“Pipit,
merpati bagun!!, sudah pagi”. Teriak sang pemilik, ternyata burung pipit
bermimpi. Dan segera untuk sarapan. Seperti biasa burung pipit dan merpati
menghabiskan sarapan bersama, kemudian sang pipit sambil bercerita dengan merpati
tentang kejadian semalam.
“Hey
pat!, semalam aku mimpi. Semalam aku bermimpi jadi seorang Powers Rangers pembasmi kejahatan bersamamu. Merpati malah tertawa
renyah “ha ha ha ha ha ha. Ada-ada saja kau, macam kau bisa jadi Powers Rangers,!! Ngacau.”
“Iya,
namanya juga mimpi, apa saja bisa terjadi.Gantian dong!! kamu yang cerita.” Sambung
burung pipit. Merpati malah sedih. “Mengapa sedih?” Tanya si pipit
“Oh,
sahabatku mungkin semetara ini kita akan berpisah dulu, entah sampai berapa
lama. Itu yang membuatku sedih.” Jawab merpati. “Hari ini juga, aku akan pindah
tempat entah dimana,” sambil meneteskan air mata. “Itu lihat tuan yang pakai
topi koboy, dia yang akan menjemputku” aku akan jauh darimu kawan. Belum tau
tempat yang seperti apa diseberang sana.” Lalu burung pipit bekata demikian “Wahai sahabatku,
aku juga sedih, aku pasti merindukanmu”. Sambil berpegangan tangan melepas
perpisahan mereka.
Berjalannya waktu burung pipit yang
masih merasakan kesepiannya sering melamun, karena tak ada lagi sahabat seperti
merpati yang selalu menemaninya bermain bersama. Tak ada lagi yang menemaninya
terbang keliling di daerahnya. Sementara merpati juga merasakan hal yang sama.
Merpati harus menyesuaikan suasana baru di istana baru, merasakan suasana
baru, penuh hal-hal baru, semua serba
baru, mulai dari majikan, tempat tidur yang empuk, makanan yang enak-enak,
teman dll.
Akan tetapi pemilik merpati yang
baru, tak seperti dibayangkan sebelumya. Ternyata dia sering nyuruh-nyuruh nggak
jelas, marah-marah, melemparnya begitu saja, kadang tak boleh bermain, tidak
diberi makan sehingga merpati sering merasakan kesakitan dan kelelahan. Dalam
hati berbisik. “Aku ingin pulang, terbang saja aku harus diatur, semuanya serba
diatur. Bagaimana mau senang dan bebas.” Setiap hari hanya bisa pasrah dan
mengusap air mata. Ketika malam merpati sering tidak bisa tidur. Ia sering
melamun sendiri, memikirkan sahabatnya si pipit. “Sedang apa dia, bagaimana
keadaanya.” Teringat masa bercerita bersama, makan bersama, diperhatikan
pemiliknya, bermain bersama, keliling daerah yang ramah, melihat hijaunya
gunung, birunya laut, sawah yang asri, dan jernihnya sungai. “Tidak seperti disini
sudah panas, pengap ditambah lagi orangnya yang tidak ramah. Tidak seperti
rumah yang dulu walaupun sederhana dan terkadang makan seadanya serta
pas-pasan.” Merpati masih dongkol dalam hati. “Seandainya aku bisa kirim kabar
lewat pesan singkat, untukmu wahai sahabatku. Akan kutulis pesan untukmu bahwa
disini kutak nyaman, aku tidak suka, aku tidak betah, aku ingin pulang kerumah
kita dulu. Bercerita, makan, bermain bersama.”
Suatu ketika majikan pemilik hewan –
hewan mahal itu memberi kebebasan ke semua peliharaannya untuk bertamasya,
holiday, bersenang-senang termasuk merpati.
“Mungkin
ini saatnya aku pulang, aku sudah rindu dengang rumahku dulu, sahabatku, tak
sabar bertemu dengan pipit, ingin memelukmu, bermain, dan bercanda denganmu”.
Merpati bergurau dalam hati.
Akhirnya merpati berhasil kabur dari
istana orang kaya itu, tak peduli dengan kesalamatannya. Terpenting kembali
kerumah yang ramah. Dan bertemu kembali dengan sahabatnya yakni si pipit,
merekapun berpelukan. Merpatipun sadar bahwa ternyata lebih enak dirumah
sendiri, “rumahku masih bersahabat, masih mempunyai ruang kosong untuk bernafas
panjang, dari pada di istana diluar sana.”
Pekalongan,
29 Maret 2014
0 komentar:
Posting Komentar